The Crew
Kill the DJIa memiliki dua alias, Kill the DJ dan Chebolang. Tapi, ketahuilah bahwa nama aslinya Marzuki Mohamad. Ia anak seorang petani dan guru agama dari Prambanan. Jika kita bertanya tentang agama, ia akan mengaku sebagai seorang penganut animisme progresif. Marzuki mengaku beraliran elektronika – hip hop – visual, untuk mempresentasikan semua yang sudah dikerjakannya. Marzuki merupakan pendiri Performance Fucktory, Parkinsound, Re:publik Art, United of Nothing, Whatever Shop, dan sekarang Jogja Hip Hop Foundation. Proses Poetry Battle menghasilkan trilogi hip hop yang semua liriknya dihasilkan dari bacaannya terhadap teks asli Serat Centhini. Belakangan ini Marzuki kerap bekerja sama dengan sinden Jawa, Soimah Pancawati.
Jahanam
Jahanam adalah salah satu kru hip hop yang paling populer di Jogja saat ini. Album perdananya yang berjudul Jahanam Su! berhasil menghidupkan gairah hip hop di Jogja dan sekitarnya. Lebih dari 20.000 kopi laris di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke Suriname, Jahanam konsisten memproduksi lagu-lagu berbahasa Jawa yang disuguhkan dengan dentuman urban yang hybrid. Melalui Poetry Battle, kita bisa mendengar bagaimana pertemuan musik Jahanam dengan teks-teks karya Sindhunata menjadi sebuah senyawa yang sempurna. Jahanam beranggotakan dua pemuda; Balance (Beatmaker/MC) dan Mamok (MC).
Rotra
Sebelum memiliki nama Rotra, Janu Prihaminanto a.k.a Ki Ageng Gantas, eks G-Tribe, adalah legenda. G-Tribe merupakan kru hip-hop berbahasa Jawa pertama di Yogyakarta, dan bahkan di Indonesia. Ki Ageng Gantas, yang akrab dipanggil Anto, adalah pionir hip-hop berbahasa Jawa. Sekarang, bersama Lukman Hakim a.k.a Rajapati mereka hadir dengan nama Rotra. Ki Ageng Gantas sangat dikenal sebagai seseorang yang selalu menghasilkan komposisi rap yang easy listening dengan refrain yang gampang diingat tanpa kehilangan sensibilitas kata-kata. Pun apabila yang dinyanyikannya adalah kritik sosial.
The Foundation
Didirikan oleh Marzuki Mohammad a.k.a Kill the DJ tahun 2003, adalahJavanese collective hip-hop crew yang terdiri dari; Kill the DJ, Jahanam, dan Rotra, juga dikenal dengan akronim Ki Jarot. JHF adalah soundtrack kehidupan di Yogyakarta, kota dimana tradisi terus tumbuh ditengah laju modernisasi.Beat urban khas hip-hop dipadu dengan gamelan dan bahasa Jawa, yang beberapa diantaranya menghidupkan kembali sastra atau mantra tradisional, semuanya tercipta secara natural tanpa pretensi kontemporer dan dinyanyikan oleh berbagai generasi dari pelosok desa hingga pusat kota.
Diawali dengan berbagai acara kecil seperti It’s Hip Hop Reunion dan Angkringan Hip Hop, kemudian pada tahun 2006-2009 memulai proyek Poetry Battle; eksplorasi karya puisi Indonesia dari puisi-puisi tradisional hingga kontemporer dengan media hip hop. Dari proyek itu menghasilkan dua buah album kompilasi Poetry Battle 1 & 2, dan berhasil membentuk identitas dan sikap berkarya JHF.
Dengan segala keunikan yang dimilikinya; mencampurkan musik hip hop dengan tradisi Jawa, JHF mulai diundang ke panggung-panggung internasional, diawali dengan pementasan di Esplanade Singapore tahun 2009, tahun 2011 JHF diundang pentas DI Asia Society – New York. Pada tahun 2010, Jogja Hip Hop Foundation meluncurkan film dokumenter Hiphopdiningrat; sebuah potret perjalanan hip hop Jawa. Film itu kemudian mendapatkan respon positif dari berbagai media dan kemudian diundang ke berbagai festival film internasional.
Sekarang fan base JHF semakin meluas dan tidak hanya terbatas di Yogyakarta, ribuan anak muda selalu menghadiri konser-konser terbuka JHF dan meniru gaya khas mereka; hip-hop fashion yang dipadu dengan kemeja batik. Keterbatasan bahasa tidak menjadi hambatan buat JHF dengan pembuktian penampilan-penampilan internasional mereka. JHF adalah group hip-hop dari Indonesia yang pertama kali melakukan konser eksklusif di kota kelahiran hip-hop, New York (2011), dan kembali akan tour di 10 kota di Amerika dan berbagai negara lainnya tahun 2012. Juga berbagai proyek kolaborasi dengan artis-artis internasional. JHF juga adalah salah satu icon / brand ambassador untuk Intel Inside (processor) internasional (2011 – 2012).
Sumber:http://www.hiphopdiningrat.com/about/
Jogja berhati nyaman
BalasHapusThe new standard of titanium watches | Titanium Art
BalasHapusTitanium watches are produced 2020 ford edge titanium for sale in titanium stronger than steel a premium fashion. These watches, also known as titanium pan the watches of Switzerland, provide the titanium ore best of 포커 고수 the
f237f4geeus238 dog dildos,dildos,anal toys,g-spot dildos,dildo,cheap sex toys,bulk sex dolls,horse dildos,wolf dildo u584g6sahxj172
BalasHapus